Faktor ini
dapat memicu bahkan memperburuk keadaan jerawat !!!
A.Hormon
Jenis hormon sebagai pemicu utama jerawat adalah hormon Androgen, namun belum ada jawaban pasti mengenai hormon Androgen adalah sebagai penyebab utama jerawat, dari beberapa hasil penelitian, para ahli percaya bahwa penyebab utamanya adalah peningkatan kadar androgen dalam tubuh.
B.Obat
Selain dari faktor internal tersebut diatas, ada juga faktor eksternal yang dipercaya bisa memperparah keadaan jerawat,dan ini wajib kita waspadai , yaitu pemakaian obat anti jerawat.
Ya, pemakaian obat tertentu ataupun obat yang mengandung kortikosteroid, androgen atau lithium yang tujuannya untuk menyembuhkan jerawat justru malah dapat memperburuk kondisi jerawat kita,apalagi kalau kulit kita alergi terhadap zat kimia tertentu bisa menyebabkan iritasi pada kulit kita, makanya disarankan dalam pemilihan obat jerawat haruslah sesuai petunjuk dokter specialist guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut. Kortikosteroid adalah nama jenis hormon yang merupakan senyawa regulator seluruh sistem homeostasis tubuh organisme agar dapat bertahan menghadapi perubahan lingkungan dan infeksi. Hormon kortikosteroid terdiri dari 2 sub-jenis yaitu hormon jenis glukokortikoid dan hormon jenis mineralokortikoid.
Meskipun dalam
beberapa studi menunjukkan bahwa kerentanan terhadap jerawat juga bisa
disebabkan karena faktor genetic/keturunan. Beberapa obat yang mengandung
androgen dan lithium pun dapat menyebabkan jerawat. Juga penggunaan kosmetik
yang mengandung minyak dapat menyebabkan jerawat pada beberapa orang tertentu
yang memang rentan terhadapnya.
C.Diet.
Dalam beberapa Studi menunjukkan bahwa faktor makanan tertentu, termasuk produk susu dan makanan yang kaya karbohidrat - seperti roti, bagel dan keju - dapat memicu timbulnya jerawat. Disamping itu ada juga cokelat yang telah lama terindikasi bahkan terbukti memperparah kondisi jerawat.
Dalam sebuah studi baru-baru ini terbukti 14 orang dengan jerawat menunjukkan bahwa mengkonsumsi coklat mampu meningkatkan jumlah jerawat. Maka penelitian yang lebih lanjut dilakukan guna meneliti kepastian mengapa hal ini terjadi atau apakah pasien jerawat harus mengikuti pantangan makanan tertentu “Diet tinggi glikemik dalam makanan dan produk susu sangat erat hubungannya dengan jerawat” menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics.
D.Stres.
Stres dan Jerawat: Apakah ada hubungan antara keduanya ?
Selama ini, beberapa dokter memperkirakan bahwa stress mampu memperburuk kondisi jerawat, tetapi masih belum ada bukti kuat yang menyertai pernyataan tersebut, meskipun dalam dekade terakhir dari hasil penelitian telah menunjukkan bahwa dokter mungkin di jalur yang benar.Pada tahun 2003, sebuah studi StanfordUniversity yang diterbitkan dalam Archives of Dermatology menemukan bahwa mahasiswa memiliki jumlah jerawat yang bertambah selama ujian, masa di mana mereka mengalami lebih banyak stres, dibandingkan hari biasa tanpa tes yang bisa dikatakan bebas dari tekanan. Para ilmuwan pun menyimpulkan, meningkatnya stress berhubungan erat dengan kemunculan jerawat.Namun, para ilmuwan belum merumuskan bagaimana persisnya faktor stres mampu menimbulkan jerawat, hanya dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa sel-sel yang memproduksi sebum memiliki reseptor untuk hormon stres, menurut Garner. Sebum adalah zat berminyak yang bercampur dengan sel-sel kulit mati dan bakteri yang menyumbat folikel rambut sehingga menimbulkan jerawat. Ketika seseorang dengan jerawat mengalami banyak stres, "entah bagaimana ini dikaitkan" kata Garner sel sebum yang dihasilkan akan lebih banyak, dan ini berarti bahwa lebih banyak minyak diproduksi untuk menyumbat folikel rambut yang sangat memungkinkan menimbulkan lebih banyak jerawat lagi. Tapi analisa tersebut masih sebatas petunjuk, dan mekanisme yang sebenarnya tetap sulit untuk kita pahami. Disebutkan pula dalam sebuah studi dari siswa SMA di Singapura 2007, peneliti dari Wake Forest University School of Medicine menemukan bahwa kondisi jerawat seorang pelajar semakin memburuk selama masa ujian, dibandingkan dengan periode rendah stres, seperti liburan musim panas. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal medis Swedia, Acta Derm Venereol.Para peneliti sepakat serta berhipotesis bahwa peningkatan jerawat mungkin disebabkan karena tingkat produksi sebum yang lebih tinggi selama masa stres.
Semoga artikel ini bermanfaatbagi kita semua, silahkan share agar lebih bermanfaat bagi yang lain.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam kotak komentar. :)
Baca juga tentang cara ampuh menghilangkan bekas jerawat
A.Hormon
Jenis hormon sebagai pemicu utama jerawat adalah hormon Androgen, namun belum ada jawaban pasti mengenai hormon Androgen adalah sebagai penyebab utama jerawat, dari beberapa hasil penelitian, para ahli percaya bahwa penyebab utamanya adalah peningkatan kadar androgen dalam tubuh.
Hormon Androgen |
Androgen adalah hormon steroid yang merangsang atau mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik laki-laki vertebrata dengan mengikat reseptor androgen yang juga merupakan pendukung aktivitas organ seks pria dan pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki.Hormon ini banyak diproduksi ketika seseorang sedang dalam masa puber dan karena produksi hormone yang berlebih maka, hormon inilah yang menyebabkan membesarnya kelenjar sebaceous sehingga menghasilkan lebih banyak sebum dimana sebum yang berlebih tersebut mampu memecahkan dinding sel dalam pori-pori. Selain itu perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan ataupun penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi produksi sebum, hhmmm perlu digaris bawahi ini, ditambah lagi jumlah androgen yang rendah yang beredar dalam darah (khususnya wanita) dapat pula memperburuk kondisi jerawat.
B.Obat
Selain dari faktor internal tersebut diatas, ada juga faktor eksternal yang dipercaya bisa memperparah keadaan jerawat,dan ini wajib kita waspadai , yaitu pemakaian obat anti jerawat.
Alergi Obat |
Ya, pemakaian obat tertentu ataupun obat yang mengandung kortikosteroid, androgen atau lithium yang tujuannya untuk menyembuhkan jerawat justru malah dapat memperburuk kondisi jerawat kita,apalagi kalau kulit kita alergi terhadap zat kimia tertentu bisa menyebabkan iritasi pada kulit kita, makanya disarankan dalam pemilihan obat jerawat haruslah sesuai petunjuk dokter specialist guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut. Kortikosteroid adalah nama jenis hormon yang merupakan senyawa regulator seluruh sistem homeostasis tubuh organisme agar dapat bertahan menghadapi perubahan lingkungan dan infeksi. Hormon kortikosteroid terdiri dari 2 sub-jenis yaitu hormon jenis glukokortikoid dan hormon jenis mineralokortikoid.
C.Diet.
Dalam beberapa Studi menunjukkan bahwa faktor makanan tertentu, termasuk produk susu dan makanan yang kaya karbohidrat - seperti roti, bagel dan keju - dapat memicu timbulnya jerawat. Disamping itu ada juga cokelat yang telah lama terindikasi bahkan terbukti memperparah kondisi jerawat.
Diet |
Dalam sebuah studi baru-baru ini terbukti 14 orang dengan jerawat menunjukkan bahwa mengkonsumsi coklat mampu meningkatkan jumlah jerawat. Maka penelitian yang lebih lanjut dilakukan guna meneliti kepastian mengapa hal ini terjadi atau apakah pasien jerawat harus mengikuti pantangan makanan tertentu “Diet tinggi glikemik dalam makanan dan produk susu sangat erat hubungannya dengan jerawat” menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics.
D.Stres.
Stres dan Jerawat: Apakah ada hubungan antara keduanya ?
Stress |
Selama ini, beberapa dokter memperkirakan bahwa stress mampu memperburuk kondisi jerawat, tetapi masih belum ada bukti kuat yang menyertai pernyataan tersebut, meskipun dalam dekade terakhir dari hasil penelitian telah menunjukkan bahwa dokter mungkin di jalur yang benar.Pada tahun 2003, sebuah studi StanfordUniversity yang diterbitkan dalam Archives of Dermatology menemukan bahwa mahasiswa memiliki jumlah jerawat yang bertambah selama ujian, masa di mana mereka mengalami lebih banyak stres, dibandingkan hari biasa tanpa tes yang bisa dikatakan bebas dari tekanan. Para ilmuwan pun menyimpulkan, meningkatnya stress berhubungan erat dengan kemunculan jerawat.Namun, para ilmuwan belum merumuskan bagaimana persisnya faktor stres mampu menimbulkan jerawat, hanya dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa sel-sel yang memproduksi sebum memiliki reseptor untuk hormon stres, menurut Garner. Sebum adalah zat berminyak yang bercampur dengan sel-sel kulit mati dan bakteri yang menyumbat folikel rambut sehingga menimbulkan jerawat. Ketika seseorang dengan jerawat mengalami banyak stres, "entah bagaimana ini dikaitkan" kata Garner sel sebum yang dihasilkan akan lebih banyak, dan ini berarti bahwa lebih banyak minyak diproduksi untuk menyumbat folikel rambut yang sangat memungkinkan menimbulkan lebih banyak jerawat lagi. Tapi analisa tersebut masih sebatas petunjuk, dan mekanisme yang sebenarnya tetap sulit untuk kita pahami. Disebutkan pula dalam sebuah studi dari siswa SMA di Singapura 2007, peneliti dari Wake Forest University School of Medicine menemukan bahwa kondisi jerawat seorang pelajar semakin memburuk selama masa ujian, dibandingkan dengan periode rendah stres, seperti liburan musim panas. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal medis Swedia, Acta Derm Venereol.Para peneliti sepakat serta berhipotesis bahwa peningkatan jerawat mungkin disebabkan karena tingkat produksi sebum yang lebih tinggi selama masa stres.
Semoga artikel ini bermanfaatbagi kita semua, silahkan share agar lebih bermanfaat bagi yang lain.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam kotak komentar. :)
Baca juga tentang cara ampuh menghilangkan bekas jerawat
0 komentar:
Posting Komentar